Al-Imam Al-Qurthubi berkata tentang ziarah kubur dalam tafsirnya :
وَأَمَّا مَوْضِعٌ أَوْ وَقْتٌ يُخْشَى فِيهِ الْفِتْنَةُ مِنِ اجْتِمَاعِ الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ، فَلَا يَحِلُّ وَلَا يجوز. فبينا الرجل يحرج لِيَعْتَبِرَ، فَيَقَعُ بَصَرُهُ عَلَى امْرَأَةٍ فَيُفْتَتَنُ، وَبِالْعَكْسِ فَيَرْجِعُ كُلُّ وَاحِدٍ مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ مَأْزُورًا غَيْرَ مَأْجُورٍ.
“Adapun tempat atau waktu (ziarah kubur) yang dikawatirkan timbul fitnah seperti bercampurnya lelaki dan wanita maka tidak halal dan tidak boleh. Seorang lelaki keluar ziarah kubur untuk mengambil pelajaran (mengingat kematian-pen) lalu pandangannya jatuh melihat seorang wanita lalu ia pun terfitnah dengan wanita tersebut, atau sebaliknya (sang wanita yang terfitnah dgn sang lelaki-pen), maka masing-masing dari lelaki atau wanita kembali dari ziarah kubur membawa dosa dan tidak membawa pahala” (Tafsir Al-Qurthubi 2/170-171)
Ini diucapkan oleh Al-Imam Al-Qurthubi yang wafat di abad ke tujuh, maka bagaimana jika beliau melihat kondisi kaum muslimin sekarang…? Fenomena yang sangat menyedihkan yang dilakukan oleh sebagian kita…
– berdalih sholat tarawih ternyata pemuda pemudi pada nongkrong ngobrol asyiknya…
– berdalih berdakwah di facebook namun malah menjalin persahabatan dengan para akhwat pilihan…(tentu setelah menyeleksi foto pajangan akhwat tersebut)
– berdalih menemani jamaah umroh akhirnya malah terfitnah dgn jamaah wanita yang cantik apalagi yang berangkat tanpa mahram, lalu akhirnya menjalin hubungan
– berdalih tadabbur alam, maka pemuda pemudi islami tamasya begitu asyiknya…
– berdalih ingin menegakan syariat maka berhias manis untuk memajang wajah indah… Atau rapat campur…atau.. atau…atau..,
Ya Allah ampunilah kami atas dosa-dosa kami, baik yang kami sengaja maupun yang tidak kami sengaja. Engkau maha pengampun lagi maha penyayang…